aaaaaahhhhh....sialan....
Mungkin salah jika orang ingin berubah menjadi baik, atau mungkin hanya
terlalu mencari sensasi dalam hidupnya. Adapun
jawaban untuk sebuah pernyataan yang biasanya hanya mendapat cibiran
dari beberapa orang bahkan ketidak percayaan yang beralasan. Namun benarkah itu
selalu ada dalam sekitar kalian...??
Setiap orang mempunyai dua sisi yang sangat berlawanan, sisi baik yang
sering dibanggakan oleh orang, yang selalu dijadikan tolak ukur untuk sebuah
kehidupan yang damai dan sisi buruk yang sering dijadikan lahan cemo’ohan orang
– orang baik. Yang jadi pertanyaan, apakah ada orang yang benar – benar baik,
suci tanpa cela sedikitpun yang pantas untuk selalu mencemo’oh orang jahat
tersebut?
Kemudian andai dilihat dari beberapa segi, mencemo’oh orang pun sudah
bisa dikatakan sisi buruk yang harus dibuang jauh, apalagi kumpulan orang suci
yang mengatasnamakan kebaikan bersama demi menghancurkan sebuah keburukan yang
belum tentu benar – benar buruk dimata setiap orang. Sering kita mendengar
perumpamaan “ gajah dipelupuk mata kita tidak nampak, namun kuman di seberang
sangat nampak”. Bukankah bercermin dulu
itu perlu sebelum keluar rumah.... yahhh...bisa dibilang untuk melihat seberapa
cakapkah atau cantikkah kita untuk tampil di masyarakat J... kalo belum punya cermin bisa
segera membeli cermin...
Ehm, kembali lagi pada masalah kecil yang kadang tidak pernah
terhiraukan dalam kehidupan bermasyarakat, bahwa mencemo’oh, mengumpat,
menghina orang itu mudah dan dihalalkan demi kebaikan orang banyak. Lagi – lagi
demi “kebaikan”, namun apakah aspirasi setiap orang akan benar – benar terwakili dengan kita mengumpat sesuatu yang
buruk di luar sana. Apakah kita akan merasa puas dengan menjadi wakil atau
barisan terdepan dalam pembelaan kebenaran yang telah menjadi alasan segelintir
orang untuk memusuhi keburukan? Bukankah dasar orang bisa dikatakan baik itu
karna dibawahnya terdapat sekelompok besar keburukan?! Mustahil sekali orang
baik ada jika tidak muncul dulu apa yang namanya keburukan dalam dirinya.
..........................................................................hanya
sekedar opini konyol.........!!!
Hampir seperempat abad aku hidup dan ternyata belum mengerti arti hidup
itu apa, dan apa yang aku cari juga belum sepenuhnya aku mengerti, masukan dari
teman – teman seh bahwa orang hidup itu mencari kebahagiaan, namun belum bisa
mewakili secuilpun imajinasiku di otak. Mencari kebahagiaan? Kemudian dari mana
orang bisa dibilang bahagia? Bahkan apa seh yang bisa membuatku bahagia?
Ehm.....makan kenyang 3x sehari, punya rumah mewah, istri cantik,
bahkan kebutuhan tersier yang melimpah... ohhhh tidak...itu belum cukup aku
katakan sebagai kebahagiaan hidup. Sebelumnya hidupku sangat bahagia dengan
segala keegoisanku yang menjadikan aku numero uno dimanapun aku berada, teman
yang melimpah, tembakau yang baunya kian harum, dan aroma alkohol yang membuat
hidup ini semakin menyenangkan, serta alunan musik kebebasan yang hampir tiap
malam aku mendengarkanya. namun aku hanya mementingkan kehidupan duniaku, tapi
saat itu aku sangat bahagia serasa hidupku tak ada setitik keburukan pun. namun
apakah seperti ini yang dinamakan bahagia? Mungkin iya andai penyakit bosan
tidak pernah datang menyengat aku, hingga aku merasakan kembali betapa
membosankannya hidupku, betapa aku gag memiliki arti yang bisa dibanggakan.
Hingga sampai suatu ketika aku harus balik kanan dari kebiasaanku yang seperti
itu.
Namun yang aku dapatkan segumpal cemo’ohan yang belum bisa diterima
sebagian besar teman – temanku. Ahhhh....sok suci, ahhh....sok cari sensasi...
demikian serentetan cemo’ohan yang
kadang membuat aku ingin kembali ke masa laluku yang kelam. Bukankah
perubahan ke arah yang lebih baik itu perlu? Sampai – sampai aku harus kembali
menjadi seorang ababil yang ingin kembali mengulang hidupku yang terbuang
percuma hanya untuk keburukan – keburukanku dulu , ahhhhhh.....siallll.... lagi
– lagi dimana aku berada dan berubah membuat aku jadi bahan pembicaraan, yang
paling tidak enak adalah membicarakan keburukanku dulu.
“Hai kamu...yang membuat aku memegang teguh perubahan hidupku ini ke
arah yang lebih baik, aku mohon jangan tinggalkan aku lagi”. *doa dalam hati*
Kamu yang mengajakku menemukan dunia baru yang lebih indah, lebih
bermakna, lebih berarti, hingga aku merasakan arti dari sebuah pengorbanan yang
indah, yang membahagiakan meskipun semua berkata tidak mungkin, tapi sekali
lagi aku bahagia. Mungkin inilah bahagia yang indah, bukan karena harta, karena
setiap hari bisa tertawa, namun kebahagiaan yang orang lain pun tidak mau
menjalaninya... hahahaha...dasar aku orang aneh,,ckckckck..... terserah kalian
bilang apa, yang penting aku bahagia menjalani cinta yang sakit.
Aku baru merasakan kebahagian setelah aku menjalani sekumpulan
kesedihan, seperti aku akan menjadi orang baik setelah aku mengerti arti sebuah
keburukan. Namun yang terjadi aku tetap saja diumpat dan disuruh menjauhi, sial
bener aku..... ingin menjadi orang baik pun tidak ada yang menghiraukan dan
percaya. Nelongso... sebuah ungkapan kecil yang mengandung arti tetesan air
mata namun enggan untuk jatuh. Dan aku tidak akan pernah membenci setiap orang
yang telah membenciku, kalian semua menjadikan penyemangatku untuk lebih membuktikan aku sudah berubah jadi baik...aku
mohon...mengertilah...
“Hai kamu...yang dulu telah mengulurkan tanganmu untuk membantu aku
bangkit dari keterpurukan, aku mohon jangan lepaskan tangan km”. *doa dalam
hati*
Semua tidak akan bisa kembali seperti sebuah film kartun yang bisa
dihapus masa lalunya, inilah aku saat ini andai kalian semua bisa nerima
silahkan, andai kalian tetap gag akan bisa menerima, bahkan menolehpun kalian
enggan, biar aku yang tetap merasakan kebahagiaan karena telah kalian benci.
Aku harus meyakinkan diriku bahwa ini kebahagiaan yang ingin aku cari. Jangan
memaksaku untuk menyerah menjalani kebahagiaan ini meskipun dengan bertubi –
tubi hujaman tatapan sinis kalian untuku,
“Hai kamu....aku sayang kamu, dan sayang kalian semunya.....setidaknya
mengertilah itu”