Sebut saja aku bunga, eh jangan...sebut saja aku tangkai.
Hari ini ketika terbangun dari tidur ternyata mataku bengkak, mungkin karna digigit nyamuk atau hewan melata yang sejenisnya kecil yang suka berjemur di kasur lipatku. Maklum kasur butut yang jarang saya bersihkan, karena rasa malas yang menggumpal di otak membuat aku enggan membersihkan kamarku, termasuk kasur lipatku.
....................
Pagi ini hari senin, senin yang indah senin yang penuh semangat karna sengatan mentari pagi yang menusuk jendela kamar, namun tidak dengan aku di pagi yang penuh kabut dipagi yang berjalan tanpa ada mimpi lagi, harapan pun sekarang tinggal harapan.
Jam di dinding sudah merayuku untuk cepat beranjak dari kasur butut, dengan tegarnya berjalan meninggalkanku, sudah pukul 07.00 pagi, padahal saat aku bangun baru berjalan santai di angka 6.
Apa yang aku rasakan di pagi ini?
Hahahaha....aku sendiripun tak pernah tau...yang jelas pikiran ini seperti gag ada isi, mirip orang gila akut, bisanya Cuma tertawa tapi anehnya airmata tetap ikut keluar juga.
Ngomong – ngomong kamarku serasa tidak ada yang menarik lagi, padahal setiap aku bangun dari tidur mata ini selalu melihat disekeliling ruangan ini, tak terkecuali sebuah boneka miliknya yang dia percayakan untuk aku rawat, hanya sebuah boneka, tapi menunjukkan suatu perasaan yang dalam..itu dulu.
Pagi ini aku bangun dengan tatapan kosong pada boneka tersebut, aku ingin mengajak dia bercanda seperti dulu, tapi boneka itu hanya diam aku panggil pun juga tetap diam, hahaha..mungkin aku yang sudah gila. Hai paul, apa yang dirasakan tuanmu disana?
(* paul = boneka)
.....................
Akirnya aku beranjak dari tempat tidurku, kubuka pintu kamarku dan bergegas aku ambil handukku untuk mandi. Lagi – lagi hari senin yang berbeda, aku tak lagi merasakan segarnya air yang menyirami tubuhku. Perasaan yang kacau mungkin, samapi air dinginpun terasa hangat.
Setelah selesai mandi aku bingung harus ngapain, kerja?dengan kondisi kayak gini, yang benar saja...dengan mata kaya orang china, dengan pikiran yang tiba – tiba memutuskan untuk pindah rumah, gag tau pindah ke mana tapi akan aku cari terus kmana larinya ini pikiran.
Pagi ini benar – benar berbeda dalam hidupku, berbeda dengan pagi kemarin...
Ku rebahkan kembali kumpulan daging ini di tempat tidurku, rasanya aku hanya ingin tidur..tidur...dan tidur lagi. Benar – benar senin pagi yang menyebalkan, sumpah...aku gag mau ngulangin kaya gini lagi.
......................
Kemarin aku masih baik – baik saja, bahkan sampai sore kita baik – saja. Ternyata aku baru sadar ketika ada yang tersembunyi dari balik cerianya seharian ini.
Yaaahhhh... aku diputus, sebaris kalimat yang menyatakan kekecewannya atas masalaluku, kekecewaan seorang wanita yang masih belum bisa menerima apa arti perubahan.
Senin pagi yang suram ini aku hanya bisa diam, mencari – cari alasan untuk pembelaan atas masalahku ini, tapi semuanya sia – sia. Mungkin karena kemarahan, kekecewaan, ketidakpercayaan sudah membentuk menjadi headphone yang permanen yang menutup telinganya sehingga sepatah alasanku selalu ditolaknya mentah – mentah. Apa yang bisa aku perbuat di pagi ini?
Tertawa...aku ingin tertawa sampai urat sarafku putus, aku ingin tertawa sampai air mata yang menghiasi seluruh wajah bodohku ini, aku ingin tertawa menertawakan masa laluku yang bahkan setiap orangpun akan jijik untuk membicarakannya dan lagi – lagi aku ingin tertawa atas sesuatu hal yang harus mengakhiri cintaku di masa kini.
Aku ingin tidur lagi, siapa tau ketika aku bangun semua sudah berbeda lagi. Namun mungkin aku harus tidur lama, sampai aku menemukan dunia di alam mimpiku, sehingga aku akan malas untuk bangun. Hai mimpi, bisakah kau aku bawa dalam dunia nyataku?
..........
Bodoh.....!
Iya aku memang bodoh, hahahaha....
Berbahagialah kamu yang mempunyai masa lalu yang indah...
(* berandai - andai)
Sampai sekarangpun aku gag akan pernah bisa percaya dengan ini, namun lagi – lagi apa yang aku bisa lakukan untuk memperbaiki namaku di hati kamu? Tidak ada kan? Berarti memang aku benar – benar bodoh, bahkan kamu pun menyuruhku untuk menertawakan kebodohanku,
sungguh ironis sekali hidup ini. Dimana seseorang ingin mengubah masa lalunya ke sudut yang lebih baik, namun ternyata sudut baik pun tak kunjung bisa ditemukan. Adakah dosa yang sangat berat dariku di msa lalu, Sehingga aku harus menuainya dimasa sekarang ini?
Kalau begini ceritanya aku akan membawa daging tanpa mimpi ini kemana? Keduniaku dulu yang indah tanpa aku pernah merasa kalah dan sakit mungkin, atau aku akan tetap seperti ini brjalan tanpa mimpi, tanpa harapan, dengan semua beban masa lalu yang tetap dan akan menancap terus di otak tanpa bisa dihapus.
Aku merasa sudah cacat sejak aku mengukir kisahku dulu, namun aku sudah berubah.. aku sudah berubah menjadi baik, tolong lihat aku....!
Yahhhh... akhirnya butiran ini menetes lagi, ini aku berikan sekumpulan butiran bening ini untung mengobati sakit hati kamu.aku seperti tangkai mawar yang layu, yang sudah pantas untuk dibuang. Namun setidaknya aku hidup untuk menebus semua kebodohanku yang membuat kamu menutup mata meskipun aku ada di depan wajahmu dan masih merasakan desahan nafasmu. Hai, kamu yang merubah aku, apakah kamu masi mempunyai cinta yang kita banggakan dulu, cinta yang berjalan diatas batu terjal dan licin. Dulu kita percaya cinta akan saling menerima apa adanya dan aku pun mencintai dan selalu mencintai kekurangmu. Namun setelah semua kamu tau kamu pun pergi jauh.
Setidaknya aku berubah menjadi baik juga karena kamu...dan itu memang karena kamu, semoga setan yang disampingku bisa cepat pergi, dan aku bisa mempertahankan sisi baikku, namun kalaupun aku yang kalah, aku minta ma’av..